Penelitian Cuci Negeri Soya

Penelitian Cuci Negeri Soya
Neniari satu darah par samua

Sabtu, 22 Januari 2011

sejarah negeri neniari


KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih dinaikkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena atas kasihnya dan tuntunan roh kudus sehingga penulisan sejarah singkat Negeri  ini dapat dilakukan. Dalam memacu pembangunan diNegeri ini, maka sejarah Singkat Negeri/Desa Bersama para tokoh pendiri Batu Penjuru Negeri merupakan factor penting yang harus diketahui oleh anak cucu dikemudian hari.
  
Menggerakkan pembangunan desa secara terencana, berkelanjutan, terukur, efektif, dan efisien adalah idealitas setiap pemerintah Negeri/Desa. Hal itu bisa tercapai, jika kita memiliki data objektif tentang desa, baik data histories, sosio-ekonomi, maupun pembangunan Desa. Hal ini penting untuk menentukan prioritas pembangunan dan mengarahkan program pembangunan desa agar tepat sasaran. Dan sejarah Desa ini dibuat sebagai bagian integral dari harapan tersebut.

Terlepas dari itu, proses penyusunan Sejarah Negeri/Desa akhirnya dapat kami selesaikan, walaupun dengan berbagai kelemahan di dalamnya. Dengan  Hadirnya Sejarah Negeri/Desa ini, diharapkan dapat dijadikan acuan umum untuk memajukan proses pembangunan yang lebih terarah kedepan ,Selain sebagai pegangan pemerintah desa dan acuan umum pembangunan Desa. Sejarah Desa/Negeri ini juga dapat dijadikan sarana bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi umum tentang Sejarah negeri/ Desa Neniari.

Selanjutnya, kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan Sejarah desa ini, kami sampaikan terima kasih. Terutama kepada staff pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, serta seluruh masyarakat Negeri/Desa Neniari. Semoga Sejarah Negeri/Desa ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Selaku Anak Negeri Baiknya kita melafaskan puji dengan nyanyian dari bathin kuteguh, hati iklas kupenuh, atas karunia-Mu Tanah Air Pusaka Neniari tercinta yang terbentang di Lembah Teha dan Dataran Alang-Alang yang menggulung ditiup semilir angin yang mengalir.

Neniari, …. Agustus 2010

    Raja Negeri / Desa




JODHI. LUMATALALE





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sejak lahirnya era Reformasi, yang kemudian disusul dengan bergesernya tata pemerintahan Nasional, dimana sebelumnya (Orde Baru) sangat sentralistik kemudian di desentralisasikan, kebijakan ini menjadikan kewenangan Daerah semakin ditingkatkan demi menjamin perimbangan kewenangan antara pusat dan daerah. Daerah-daerah kemudian diberikan kewenangan yang otonom untuk mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Era otonomi daerah tersebut, tentu saja mengajak daerah untuk lebih kreatif dan bertanggung jawab atas program-program pembangunannya.

Dalam konsep otonomi daerah tersebut, Desa merupakan tingkat pemerintahan yang semestinya lebih otonom dalam pengelolaan pemerintahan (baik kebijakan maupun pengelolaan anggarannya) karena Desa-lah yang langsung bersentuhan dengan Masyarakat paling bawah, namun dalam prakteknya otonomi Desa belum menampakkan bentuk yang pas dan efektif. Hal ini lebih disebabkan karena masih adanya bayang-bayang kekuasaan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi (terutama Kabupaten/Kota), ditambah dengan kapasitas pemerintah Desa yang belum mampu mengimbangi perubahan system pemerintahan (otonomi daerah) yang cukup drastis.

Sebagai upaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pergerakan pembangunan yang cepat, maka Negeri / Desa harus mempersiapkan data dan system manajerial yang kuat dengan dilandasi pada suatu pemahaman yang baik dan jelas tentang latar belakang berdirinya suatu Desa. Karena nasionalisme yang kuat akan tumbuh ketika kita tau dari mana kita berasal seperti kata Proklamator Kemerdekaan Indonesia ( Bung Karno ) bahwa “Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Memahami Tentang Sejarah Negerinya Dan Menghargai Jasa Para Pendahulunya Yang Merupakan Perintis Berdirinya Negeri Ini”.


1.2Tujuan

Tujuan penyusunan sejarah Desa/ Negeri Neniari adalah :.
  1. Memberikan gambaran umum tentang perjalanan sejarah sebuah Negeri/Desa.
  2. Menumbuhkan nasionalisme terhadap negeri yang di diami.
  3. Sebagai kelengkapan dokumen sekaligus Memberikan gambaran tentang perencanaan tahapan – tahapan pembangunan di tingkat Desa.



BAB II
GAMBARAN UMUM DESA

2.1. Sejarah Desa

Menyusun sejarah tentang Desa/ Negeri Neniari bukanlah hal yang mudah, karena para pelaku sejarah sudah sangat sulit untuk ditemukan, selain itu dalam perkembangannya Desa/Negeri Neniari sangat miskin akan dokumentasi-dokumentasi sejarah yang dapat dijadikan pegangan dalam proses penyusunan sejarah Desa/ Negeri Neniari.

  • Legenda Desa

Negari/ Desa Neniari Menurut sejarahnya berasal dari keturunan alifuru yang disebut Rambatu Nurul Sikwa ( Sumber; Skripsi Bapak Ris Titabano ) awal mulanya Negeri Neniari terletak di Kecamatan Taniwel tepatnya di daerah pegunungan yang berjarak sekitar 38 kilo dari Ibukota Kecamatan Taniwel atau sekitar 10 Kilo dari  Negeri/ Desa Buria dan terletak diatas kali Sapalewa yang berdasarkan struktur adat diakui sebagai bagian dari wilayah adat batang air sapalewa.

Berdasarkan cerita sejarah yang diturunkan secara turun temurun dari orang-orang tatua kata Neniari berasal dari kata Nenali yang artinya Kenari/jaga kenari dikisahkan ketika orang-orang tatua turun dari gunung dan mencari tempat untuk bermukim mereka mencari air sebagai daerah sumber kehidupan, ketika mereka berjalan menyusuri air dan orang- orang tatua  menemukan sebuah jaga kenari yang terletak menyerupai jaga ketapel yang kemudian disebut Nenali/ Jaga Kenari (Sumber : sejarah Persebaran Masyarakat Negeri Neniari : Skripsi, Febiola Lumuly).
 
Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Negeri Neniari ini pada awalnya bertempat tinggal di Neniari Kecamatan Taniwel di bawah pemerintahan Raja Beng Lumatalale (Alm), yang karena pergolakan RMS, Rakyat negeri ini terpecah belah, ada sebagian masyarakat  mengungsi kearah hutan petuanan Morekau yang ditemukan disekitar daerah Batuputih dan ada yang ditemukan di sekitar daerah hutan petuanan Mornaten. (Sumber : sejarah Persebaran Masyarakat Negeri Neniari : Skripsi, Febiola Lumuly). Masyarakat yang ditemukan di daerah Batuputih kemudian diturunkan ke daerah Piru lewat Komando Operasi Masohi di Piru dan  ditempatkan  di Asrama Kombet ( Sekarang Asrama Tentara ) tepatnya tanggal 10 November 1963. Kemudian kelompok terakhir dipimpin oleh Bapak Wem Lumatalale juga turun menyerahkan diri kepada Komando Operasi Masohi yaitu pada tanggal 30 Desember 1965.

Dari Asrama Kombet masyarakat  ini lalu membangun gubuk-gubuk mereka di Kilo Satu, Kaki Air Teha yaitu Jalan disekitar lokasi pekuburan. Masyarakat inilah yang merupakan cikal bakal masyarakat Negeri Neniari di Kecamatan Piru atau yang lebih dikenal dengan Sebutan Neniari Teha Karena terletak diseputar kaki air Teha. Dari keseluruhan penduduk Neniari ada sebagian masyarakat yang tidak bermukim di Neniari Teha dan lebih memilih kembali ke daerah Neniari Kecamatan Taniwel yang merupakan Negeri Asal.

Perjalanan membentuk Negeri/Desa Neniari di Kecamatan Seram Barat pun memakan waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Tahun 1969-1970 masyarakat Negeri Neniari mencoba membangun Negeri dengan wilayah administrative sendiri yaitu dengan membangun  perkampungan di sekitar daerah wae Seke sebagai perkampungan tetap. Semua tenaga baik laki-laki maupun perempuan dikerahkan untuk maksud ini sehingga lewat proyek kebun pelita dibangun rumah-rumah darurat, gedung sekolah darurat dan gedung gereja darurat. Namun maksud untuk menjadikan Wae Seke sebagai perkampungan  tidak dikehendaki Tuhan, sehingga ketika sementara membangun gereja darurat, musibah menimpah Bpk Natanel Lekalaette yang pada saat itu memangku jabatan sebagai Penatua, beliau meninggal ditempat dan jenasahnya dimakamkan dilokasi pekuburan Negeri Neniari Teha.

Tahun 1970 atas kebijakan Pimpinan Wilayah Kecamatan Seram Barat, Kepala Puskesmas Piru Bpk Mantri Puttileihalat (Alm) Ditugaskan untuk membuat penelitian khusus dilokasi Wae Seke. Hasilnya menyatakan bahwa lokasi perkampungan itu tidak layak untuk dihuni. Oleh sebab itu semua masyarakat Negeri Neniari diarahkan oleh pimpinan wilayah (Muspiwil) Untuk harus menetap diseputaran kali Teha (Neniari sekarang)  dengan satu tujuan khusus yaitu agar anak-anak Negeri neniari mendapat pelayan kesehatan dan pendidikan yang layak di kota kecamatan sedangkan untuk aktifitas ekonomi tetap diarahkan pada daerah Wae Seke.

Dan atas berkat Tuhan: Bapak Camat Sam Latuihamallo bersama keluarga besarnya telah bersepakat untuk membeli sebidang tanah  dari keluarga besar Laturette dan Pirsou untuk menjadi Negeri Tanah tumpah darah bagi anak cucu negeri ini secara turun temurun.

Akhirnya pada tanggal 6 september 1976 diadakan peletakan batu alas Negeri Neniari. Sebelumnya tanggal 5 September 1976  batu alasan Negeri diambil dari Batang Air Eti dengan pertimbangan bahwa Negeri Neniari ( Teha ) terletak pada petuanan Wilayah adat Batang Air Eti. Batu alas diletakan dalam gereja Pniel Neniari selama satu malam. Penghentar Jemaat Bpk J. Lesirollo bersama Majelis, Pemerintah Negeri Bersama Staf Saniri Negeri bergumul untuk menunjang tanda lahirnya Negeri Neniari Secara de yure lewat kegiatan Peletakan batu alas Negeri diiringi oleh suatu arak-arakan umat yang dipimpin oleh Pendeta Bpk J. Pattinasarany yang Mengusung batu alas Negeri menuju Lokasi peletakannya. Suara pujian dan nyanyian anak Negeri mengema diseluruh Negeri menaikan pujian dan syukur atas kuasa Tuhan yang  mengijinkan berdirinya Negeri Neniari di pelataran lembah kali Teha dengan wilayah kekuasaan / administrative sendiri.

Peletakan batu alas an Negeri dihadiri oleh Muspiwil
  1. Camat : Bpk Hitipeuiw
  2. Kapolsek : Bpk Letnan Rangan
  3. Dan Ramil : Bpk Letnan Tuasa
  4. Bersama Kepala Dinas dan Jawatan serta undangan lainnya.

Setelah peletakan batu Alas, pemerintah Negeri bersama Staf, Pengehentar Jemaat bersama Staf dan seluruh warga masyarakat terus membangun Negeri ini, pembagian kintal bagi keluarga-keluarga, rumah, gedung Gereja, gedung sekolah dibangun. Gereja lewat Sinode GPM membagun dua buah rumah percontohan, satu buah sumur air minum dan satu buah WC. Pemerintah lewat Departemen Sosial dan PU membangun 40 Buah Rumah Semi Permanen.
  

2.2 Profil Desa

  • Geografis Desa

Desa Neniari (Teha)  terletak di Pelataran Lembah Kali Teha, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Sebelah Timur berbatasan Dengan Desa Morekau, sebelah Barat, Utara dan Selatan dengan Desa Piru. Jarak Negeri Neniari dari Kecamatan sekitar 3 Km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun berjalan kaki.


  • Kondisi Sosial dan Ekonomi

Warga Negeri Neniari umumnya bermata pencaharian Sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, sekitar 20 % warga berprofesi sebagai guru sangat sedikit orang yang menjadi Pegawai Pemerintahan (PNS). Tanaman komoditi yang ditanam antara lain Cengkih, Pala, Coklat, Kelapa dan tanaman perkebunan/pertanian lainnya yang berumur pendek. Untuk kegiatan pertanian tanaman umur panjang ditanam pada derah Wae Seke sedangkan tanaman umur pendek yang sifatnya sekali tanam, ditanami pada tanah yang dimilki oleh keluarga Pirsuow dan Laturette disekitar Lokasi Pemukiman.


  • Kelembagaan Desa

Pada awal perintisan dan pendirian Negeri Neniari yang berlokasi pada kali Teha  (1964- 1998) dipimpin dipimpin oleh Bpk  Raja Wem Lumatalale bersama Stafnya yaitu:
  1. Bapak Niko Lumatalale
  2. Bapak Hofni Titabano (Alm)
  3. Bapak Petu Nuruwe (Alm)
Ketiga staf pemerintahan Negeri Neniari Mewakili 3 Soa yang ada dalam Negeri Neniari Masing-masing Soa Rumasoal (Bpk niko Lumatalale), Soa Akollo (Alm Bpk Hofni Titabano) dan Soa Lumuly ( Alm Bpk Petu Nuruwe).

Saniri Negeri Pada waktu itu
  1. Bpk Minggus Lekalaette,
  2. Bpk Niko lumatale,
  3. (Alm) Bapak Hofni Titabano.
Marinyo
  1. Bpk Elseus Lemosol,
  2. Bpk Silas Akollo
   

Jemaat pada saat itu belum ada penghentar Jemaat sehingga ibadah minggu dipimpin oleh Ketua klasis Bpk Pendeta Lehite
Sedangkan majelis jemaat adalah ;
  1. Penatua Bpk Niko Lumatalale
  2. Penatua Bpk Motje Matital
  3. Syamas ( Alm ) Bpk Natanel Lakalaette
  4. Tuagama ( Alm ) Bpk Arnold Latue
  5. Tuagama Bpk Yulianus Lekalaette

Pada akhir masa jabatan Bpk Wem Lumatalale Diangkat Bpk Adolof Akollo sebagai sekertaris Negeri. Tahun 1998-2000 sekertaris Negeri Neniari Bpk Adolof Akollo Diangkat menjadi PJs Kepala Desa yang Kedua dengan Sekretaris Bpk ( Alm ) Jonas Lekalaette. Tanda mata dari kedua pejabat ini yaitu dengan dibangunnya sebuah gedung balai desa Negeri Neniari

Dengan Kepala Urusan Pembagunan
  1. Bpk  J. Titabano ( Soa Akollo )
  2. Bpk  Jafet Lumuly ( Soa Lumuly )
  3. Bpk Silas Akollo ( Soa Akollo )

Staf Lembaga Musyawarah Desa  ( LMD ) adalah :
  1. Bpk Wem Lumatalae
  2. Bpk Niko Lumatalale
  3. Bpk  Yulianus Lekalaette
  4. Bpk Berhard Silubun
  5. Bpk Benoni Titabano

Tanggal 6 Agustus 2000 Bpk Jodhi Lumatalale Dilantik menjadi Kepala Desa Defenitif yang pertama, perlu dikatahui pula bahwa pada 1998 semua Negeri/Desa di Kecamatan Seram Barat termasuk Negeri /Desa Neniari mendapatkan SK pengakuan sah dari Mentri Dalam Negeri Lewat Gubernur Maluku.


Sejak dilantik dari tanggal 6 Agustus 2000, sampai saat ini Bpk Jodhi Lumatalale masih tetap menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Desa ( sesuai UU yang Baru Sebutannya Menjadi Raja Negeri ) dengan Sekretaris (Alm) Bpk Jonas Lekalaette. Setelah meninggal Sekretaris Desa diganti Dengan Bpk Benhard Silubun.

Dengan Kepala Urusan (KAUR) Yaitu :
  1. Bpk Julianus Titabano ( Soa Akollo )
  2. Bpk Meky. Lumatalale ( Soa Rumasoal )
  3. Bpk Remier Lumuly  ( Soa Lumuly )

Staf Lembaga Musyawarah Desa ( LMD ) yaitu :
  1. Bpk Wem Lumatalale
  2. Bpk Niko Lumatalale
  3. Bpk Julianus Lekalaette
  4. Bpk Benoni Titabano

Pada masa pemerintahan Bpk Jodhi Lumatalale sebagai Pemerintah Negeri Neniari dalam melakukan roda pemerintahan didukung oleh Staf Majelis Jemaat dan semua warga masyarakat berusaha dan bekerja keras membangun negeri ini dengan berbagai pembangunan fisik dan non fisik. Wujud pembangunan fisik antara lain bantuan rumah social sebanyak 32 buah, jalan sirtu  dari PNPM-PPIP  sepanjang 1.500 meter, WC dan MCK 4 unit , Saluran 1.800 m dan Gorong-Gorong  2 unit dari PNPM Mandiri Perdesaan.  Dari segi pendidikan banyak bantuan – bantuan dibidang pendidikan meliputi tambahan gedung sekolah untuk SD Inpres Neniari , TK satu Atap, bidang Kesehatan hadirnya Pustu Negeri Neniari dan lain-lain. Bantuan non fisik meliputi ketrampilan dan pemberdayaan, penyuluhan dan sosialisasi yang kesemuanya itu bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu.

  • Keagaam

Disisi lain pelayanan umat telah mengalami beberapa kali pergantian pengentar Jemaat bersama Majelis jemaat antara lain :
  1. Pengentar Jemaat Pdt Bpk. B. Akollo
  2. Pengentar Jemaat Pdt Bpk H. Kakihary
  3. Pengentar Jemaat Pdt Bpk B Lesirollo
  4. Pengentar Jemaat  Pdt Nn Pattiasina
  5. Pengentar Jemaat Pdt Nn Efendy
  6. Pengentar Jemaat Pdt Ny. Y. Irapanussa
  7. Pengentar Jemaat Pdt Ny Tisera.   





  • Pendidikan

Pada awalnya seluruh anak-anak usia SD mengikuti Pendidikan pada Sekolah Dasar Kristen Piru dan sebagian lagi pada Sekolah Dasar Inpres Piru. Pada tahun 1975 ata kebijakan dari Bapak Wem Lumatalale sebagai Pejabat Pemerintah Negeri setelah berkoordinasi dengan Dinas dan Instansi terkait maka  dibangun Sebuah Sekolah Dasar di Neniari dengan 2 orang tenaga Guru yaitu bapak B. Silubun Dan Bapak Cia Lumatalale. Sekolah Ini sekarang terus berkembang dengan adanya renovasi-renovasi dan penambahan ruang, dll.


Kepala sekolah yang mengabdi pada lembaga pendidikan ini Yaitu :
  1. Bapak Mandaku
  2. Bpk Sihasale
  3. Bpk M. Laturette sebagai Pejabat
  4. Ibu M. Likko Sebagai Pejabat
  5. Ibu Husni Tan/M
  6. Ibu Susi Souhuwat

Disamping Sekolah Dasar sekarang telah dibangun pula Taman kanak-kanak satu atap yang akta pendirinannya sudah sah dengan status diakui dan terdaftar pada Duasn Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Seram Bagian Barat.   


BAB. III
PENUTUP


Demikianlah sejarah singkat Negeri Neniari yang dapat dipersembahkan sebagai “sebuah Mutiara Terpendam” bagi seluruh anak cucu dan generasi muda Neniari.
Sadar sungguh bahwa penulisan ini sangat terdesak dengan waktu dan kesempatan sehingga belum dapat mendekati kesempurnaan, karena itu sangat diharapkan saran dan pendapat untuk dapat memperbaiki dan menyempurnakannya dikemudian hari.

Akhirnya kami mengucapkan terima kaasih kepada Bpk Wem. Lumatalale, Bpk Niko Lumatalale dan semua pihak yang telah memberikan keterangan berharga guna melengkapi tulisan ini. Terimakasih pula bagi Bpk Raja yang telah memberikan arahan dan saran yang juga dapat melengkapi hasil penulisan ini.


Neniari,      September 2010
Penulis

( ……………………………)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar